“ Pada waktu membangun memang kesenangan dikubur, kita bekerja keras demi uang. Tapi, sekarang harus bareng berjalan. Uang tidak perlu kita jadikan Raja, toh kalau manusia meninggal harta tidak dibawa “
oleh : agungsatriyo // autoGlobemagz.com – Disela-sela kesibukannya sebagai Direktur Utama PT. Arti Mercu Suar, Christian Dendang yang lebih akrab di panggil Bang Chris menyempatkan waktunya untuk berbagi pengalaman suksesnya sebagai seorang Saudagar yang merantau ke Sumatera menyebrangi pulau asalnya di Sulawesi.
Pengusaha asal tanah Toraja Sulawesi Selatan yang gemar mengkoleksi motor besar Harley Davidson dan mengoleksi mobil klasik , hingga memiliki hobby off-road ini sekarang bermukim di Bandung , beliau bercerita bagaimana menyusuri jejak di dunia bisnisnya dari nol sampai berbuah manis dari hasil keuletan dan semangat bisnisnya, ditemani dua cangkir kopi susu di teras rumahnya di kawasan Bandung Utara,” autoGlobe pun mendengarkan kisah suksesnya.”
Berawal di tahun 1984 dengan bermodalkan semangat dan tekad yang kuat, sarjana teknik elektro lulusan Universitas Atmajaya ini mulai menekuni bisnis di kota pempek Palembang Sumsel, di kota inilah Bang Chris merintis kerajaan bisnisnya, setelah hijrah dari Jakarta sebagai mantan karyawan di sebuah perusahaan swasta.
Bisnisnya berawal dari jasa kecil-kecilan untuk jasa instalasi kelistrikan di proyek-proyek swasta. Saat itu keuntungan yang didapat tidak besar, pada saat itu hanya cukup untuk mengontrak satu kamar kost saja, namun keadaan ini tak membuatnya patah semangat, justru membuatnya semakin bergairah.
Tanpa sengaja nasib menghantarkannya di kantor PLN yang memang saat itu sedang membuka tender dengan pihak swasta, melihat peluang emas itu, Bang Chris nekad ikut tender walaupun harus bersaing dengan perusahaan yang bermodalkan besar, kalau saya kenang modal saya hanya nekad mendirikan usaha, spekulasi dan percaya diri, mampu ikut tender saja saya sudah senang, ujar Dia,” tak terpikir menang atau kalah saat itu.
Berawal dari sinilah bisnis Bang Chris mulai berangsur meningkat, Perusahaan BUMN mulai mempercayainya untuk menangani project bernilai jutaan hingga mencapai milyaran rupiah. Seperti peribahasa,” berakit-rakit ke hulu berenang renang ke tepian,” mengalami berbagai macam tantangan dan permasalahan adalah mutlak untuk di lalui dengan kesabaran. Berbagai pengalaman menarik beliau alami pada saat perjuangan merintis perusahaan ini.
Mengenai Filosofi bisnis kita bisa berkaca pada sikap seperti ini ,” Salah satunya ketika Bang Chris harus berganti peran dalam pekerjaan yang “terpaksa“ ditanganinya sendiri. Pernah pada saat ia mengemudikan traktor, namun dalam waktu yang hampir bersamaan ia pun harus berganti kostum ala direktur, lengkap memakai jas dan berdasi karena harus menemui jajaran Direksi PLN untuk mengikuti rapat. “ Wah, pokoknya dulu hampir semua pekerjaan saya lakukan sendiri, meskipun ada anak buah,” yang saya terapkan adalah persuasif bukan instruktif, jadi tak masalah kalau ikut berbaur turun ke lapangan bersama karyawan bertelanjang dada untuk ikut memanggul tiang listrik,” kenangnya,”
Jika dua atau tiga pekerjaan dapat ditangani sendiri, kenapa tidak? walaupun ada batasnya. Saat merintis bisnis, di butuhkan kerelaan semacam ini, dalam berbisnis jangan terlalu banyak menuntut, kalau bekerjasama dengan orang lain berapun diberi terima saja, yang penting timba ilmu sebanyak-banyaknya dulu, tunjukanlah kelebihan yang dimiliki sehingga mitra kerja akan senang melihat kita.
Di bawah tangan dingin nya PT. Arti Mercu Suar terus berkibar hingga kini sebagai perusahaan spesialis di bidang kontraktor mechanical electrical. Tiga pabrik telah ia miliki, “Alhamdulillah sekarang sudah seperti ini,” Pungkas, Bapak dua anak yang piawai berdendang lagu-lagu daerah ini.”