autoGlobemagz.com – Life is Journey ungkapan itu seolah menginspirasi sosok wanita asal Bandung ini untuk mereflesikan diri pada sebuah perjalanan. Ruckemabu yang masih mendedikasikan hidupnya sebagai Guru di salah satu SMA negri di kota Bandung ini menikmati perjalanan hingga ribuan KM dengan mengendarai Vespa semenanjung Pulau Sumatera seorang diri.
Ruckemabu atau biasa dipanggil Mabu membuka kisahnya disini ,” Sejak saya duduk di bangku SMP sudah mulai suka dunia otomif tepatnya pada tahun 1970 an saat usia belasan tahun dirinya mengaku sudah bisa mengendarai motor dari berbagai tipe dan merek, terang Mabu,”
Mulai Jatuh Cinta Vespa
Sejak era milenium tahun 2000 an Mabu mulai melabuhkan cintaannya pada satu merek yakni Vespa, entah datang darimana, cinta memang mengalir dari proses waktu. satu keluarga memang menyukai Vespa, bahkan sampai sekarang suka #pepespaan# istilah sunda momotoran atau touring bersama, anak-anak dan suami kebetulan punya hobi yang sama , ungkap Mabu,” kepada autoGlobe .
Menurutnya,” menjalani hobi bersama keluarga adalah pekerjaan yang menyenangkan terlebih selama ini anak-anak dan suami ikut support termasuk touring jalur Jawa menuju Bali yang sudah kali ke empat Mabu lakukan bersama keluarga.
Kalau hanya untuk jalur rute jawa bagian utara, tengah dan selatan sudah sering dilakukan bersama untuk kunjungi teman-teman sesama loyalis Vespa di berbagi kota sekaligus menjadi bagian dari perjalanan silaturahmi, ujar Mabu.
Hingga kini Mabu telah mengoleksi 14 vespa dari beberapa seri diantaranya Vespa VBB 1961 Perancis, Vespa VBB 1964, Vespa super 1973, Vespa super 1975,Vespa super 1978 Vespa super 197, Vespa PS 1980, Vespa PX 1989, Vespa EXCEL 1989, vespa PX spartan 1988, Piaggio Fly 2001, Piaggio X9 2002, Piaggio LX 2011, Piaggio S 2015.
Kisah Filantropis di balik single touring Bandung – Sabang 0 KM
Ada kisah filantropi yang menjadi latar belakang perjalanan single touring 0 KM yang dilakukan Mabu. Dirinya mengakui ,” ketika mendengar bencana gempa di kabupaten Pidi Provinsi Aceh akhir tahun 2016 lalu, naluri sosialnya spontan ingin membantu korban gempa di Aceh kemudian Mabu berinisiatif untuk menggalang dana dari temen-teman komunitas Vespa di Bandung untuk diboyong sendiri dan didonasikan langsung kepada korban gempa Pidi.
“ Melintasi rute lintas timur dari Bandung-Lampung-Jambi-Pekanbaru-Medan dan berakhir di titik 0 Sabang, Mabu menghabiskan malam, macet, panas ,hujan dan gelap disemenanjung lintas Sumatera selama 9 hari dengan jarak kurang lebih 3000 KM atau 300-400KM setiap harinya, semua itu saya nikmati saja, tambah Mabu.”
Kendaraan yang Mabu tunggangi vespa VBB tahun 1964, saat itu Alhamdulilah sepanjang perjalanan tak ada kendala apapun pada mesin vespanya, hanya mengganti lampu depan yang putus putus 1 kali dan mengganti oli 1 kali di kota Pekanbaru.
Mabu melanjutkan,“ Jika kita menikmati semua itu maka di jalanan akan terasa nyaman, tidak ada beban, lelah pun hilang dengan menikmati keindahan perjalanan” Fisik dan mental harus disiapkan, siapapun dan kapanpun safety riding adalah kewajiban pertama.”
Mabu bercita-cita untuk agenda perjalanan dan pencapaian ke depan , dirinya hanya membayangkan suatu hari nanti Mabu ingin kembali menjelajahi daerah-daerah di Indonesia namun single touring nanti rasanya ingin membawa misi sosial dengan mengajar dan menyumbangkan buku dan alat tulis ke sekolah-sekolah di seluruh pelosok Nusantara, ujarnya mengakhiri.
oleh : agung satriyo