
autoGlobemagz – Beberapa waktu lalu, PricewaterhouseCoopers (PwC), sebuah jaringan jasa profesional multinasional, melakukan riset di Indonesia, khususnya tentang kendaraan listrik. Tujuannya, untuk mengetahui pertimbangan konsumen di Indonesia sebelum beralih ke kendaraan listrik.
Hasilnya, 59 persen konsumen Indonesia masih khawatir soal jarak tempuh kendaraan listrik, 60 persen khawatir mengenai waktu pengisian daya, dan 47 persen meragukan umur baterai. Tiga hal itu yang juga menjadi kekhawatiran Mohammad Ikhwanudin, seorang pengusaha aksesoris interior mobil di Kedungkandang, Kota Malang.
Meski sudah banyak merek kendaraan listrik berseliweran di Indonesia, tetapi baru tahun ini akhirnya Ikhwanudin berani beralih ke kendaraan listrik. “Saya sudah tujuh kali gonta-ganti mobil. Namun, baru sekarang akhirnya saya berani beralih ke mobil listik untuk menunjang aktivitas saya sehari-hari,” katanya.
Pilihan Ikhwan jatuh ke VF3, sebuah mobil listrik dari VinFast, sebuah pabrikan dari negara tetangga, Vietnam. Alasan utamanya adalah soal baterai.
“Ada pilihan langganan baterai yaitu Rp 253.000 per bulan. Secara realistis, harga baterai mahal. Dengan sistem berlangganan, semua risiko ditanggung perusahaan. Kalau rusak pun, diganti perusahaan. Jadi kalau mau dijual lagi juga lebih gampang. Tidak ada beban dari segi baterai karena nilai jual tetap tinggi. Jadi, benar-benar sepadan dengan harga,” ucapnya.
Menjawab kekhawatiran

CEO VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto atau yang akrab disapa Kerry menuturkan, VinFast menjawab seluruh kekhawatiran itu dengan jaminan konkret yang belum pernah ditawarkan oleh merek lain.
“Yaitu program langganan baterai. Ini yang pertama kali ada untuk kendaraan listrik di Indonesia. Kami memisahkan harga baterai dari harga kendaraan sehingga menurunkan investasi awal hingga Rp113 juta,” katanya.
Model VF 3 yang ditawarkan sekitar Rp156 juta, kini jadi jauh lebih
terjangkau bagi segmen pasar yang sebelumnya sulit jangkau. VinFast pun menanggung penuh kinerja baterai.
“Mulai dari perawatan gratis, perbaikan, serta penggantian apabila kapasitas baterai turun di bawah 70 persen. Ini menghilangkan kekhawatiran utama konsumen terhadap degradasi baterai,” ucapnya.
Dia menambahkan, garansi menyeluruh VinFast, jauh melampaui standar industri. Apabila pesaing rata-rata menawarkan garansi 3-5 tahun, VinFast berani memberikan 7-10 tahun untuk kendaraan dan 8-10 tahun tanpa batas jarak tempuh untuk baterai.
“Lebih revolusioner lagi, program jaminan pembelian kembali menjanjikan nilai hingga 90 persen dari harga awal setelah 6 bulan, 86 persen setelah setahun, dan 70 persen setelah tiga tahun. Dengan jaminan ini, harapannya warga Indonesia mulai beralih ke mobil listrik karena bukan lagi keputusan berisiko, melainkan pilihan cerdas dan rasional,” katanya.
Selain itu, pengisian daya gratis di jaringan V-GREEN, berpotensi menghemat Rp1-2 juta per bulan. “Dan, ini secara efektif meniadakan biaya operasional selama 3-5 tahun pertama kepemilikan,” kata Kerry.***
